Contoh Laporan Penelitian
REMAJA DI
DUSUN KRANDEGAN RT 02/O1,KALISEMO, LOANO ,PURWOREJO
TAHUN
2015
OLEH:
Miftah Riksa Tunjung Rosa
SMA
NEGERI 5 PURWOREJO
2015
HALAMAN
PERSETUJUAN
PENGARUH
PACARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR REMAJA DI DUSUN KRANDEGAN RT 02/O1 Tahun 2015
DISUSUN
OLEH:
Miftah
Riksa Tunjung Rosa
Mengetahui
Guru
Pembimbing
(Sri
Ambarwati SPd.)
NIP: 197101072003122004
HALAMAN
PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini saya persembahkan kepada:
- ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
- Kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan mengarahkan yang terbaik untuk saya.
- Ibu Sri Ambarwati selaku guru bidang studi yang selalu membimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
- Teman – teman kelas x mipa2 yang selalu mendukung saya.
- Dan teman-teman di dusun krandegan yang telah mendukung dan membantu saya dalam penyusunan laporan ini.
MOTTO
Ø “ Sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada
kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah
sengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”
(Q.S : Alam Nasyrah 6-7 )
(Q.S : Alam Nasyrah 6-7 )
Ø Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan
mudah bila dikerjakan tanpa keengganan.
Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini.
Ø Berusahalah
jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas kelengahan kita tak
akan bisa dikembalikan seperti semula.
Ø Pengetahuan
adalah kekuatan.
Ø Musuh yang
paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang
paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh .
Ø Jadi Diri
Sendiri, Cari Jati Diri, And Dapetin Hidup Yang Mandiri, Optimis, Karena Hidup
Terus Mengalir Dan Kehidupan Terus Berputar
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan laporan penelitian Geografi yang
berjudul “Pengaruh Pacaran Terhadap Prestasi Belajar Remaja di Dusun Krandegan
Rt 02/01 Tahun 2015”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran
Geografi.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan
penelitian geografi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Semoga laporan penelitian ini memberikan informasi
bagi teman-teman dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
tentang pacaran di usia remaja bagi kita semua.
Purworejo, 26 November 2015
Penyusun
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pacaran terhadap prestasi belajar remaja didusun krandegan rt 02/01 tahun 2015.
Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 25 remaja dengan
jumlah sampel sebanyak 15 remaja.Pemilihan sampel menggunakan teknik Probability
Sampling jenis simple Random Sampling. Data dikumpulkan dengan
menggunakan metode angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) definisi remaja
dan pacaran (2) dampak positif dan negatif pacaran. (3) seberapa besar pengaruh
pacaran terhadap prestasi belajar remaja di dusun Krandegan rt 02/01 2015.
Kata Kunci :
pacaran,prestasi belajar,dampak positif dan negatif.
DAFTAR ISI
Sistematika Penulisan
ü BAGIAN
PEMBUKA
- JUDUL PENELITIAN
- HALAMAN PERSETUJUAN
- HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO
- KATA PENGANTAR
- ABSTRAK
- DAFTAR ISI
ü BAGIAN ISI
Bab I:
Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Bab II:
Landasan Teori
A.
Telaah Pustaka dan Landasan Teori
B.
Hipotesis
Bab III:
Metodologi Penelitian
A.
Identifikasi Variabel
B.
Populasi Penentuan Sampel Penelitian
C.
Metode Pengumpulan Data
Bab IV:
Analisis Data
A.
Latar Belakang Objek Penelitian
B.
Analisis Data
ü BAGIAN
PENUTP
Bab V:
Kesimpulan Dan Saran
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar
Pustaka
Lampiran
BAGIAN ISI
BAB 1:PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di kalangan remaja, seperti yang sedang kami alami
saat ini, dorongan untuk mencari jati diri dengan mencoba hal-hal baru seperti,
pacaran. Dan terkadang jika ‘kelewatan’ bisa merusak akal sehat. Tekanan untuk
menjalani masa ‘pacaran’, iming-iming dari orang-orang sekitar, dan siaran
media masa-pun turut andil dalam keinginan remaja untuk menjalani sebuah masa
‘pacaran’.
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang
terjadi pada masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu
proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan teradi dalam sebuah
proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa
terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif.
Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang
terjadi. Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah
trend pacaran yang digemari sebagian remaja.Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan
fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi
tersendiri pacaran maka akan sulit. Dan pacaran pasti menimbulkan dampak
negatif maupun positif bagi prestasi belajar maupun kehidupan sosial dengan
orang sekitar.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa Itu Remaja ?
2.
Apa Pengertian Pacaran Secara Lengkap ?
3.
Dampak Positif dan Negatif Pacaran serta Seberapa
Besar
Pengaruh nyaTerhadap Prestasi Siswa ?
4.
Bagaimana Pacaran yang Sehat ?
C.
TUJUAN
DAN MANFAAT PENELITIAN
ü
Mengetahui
seberapa besar pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar remaja di dusun
Krandegan rt 02/01
ü
Mengetahui
pengertian remaja
ü
Memahami
pengertian pacaran yang sebenarnya
ü
Mengerti
dampak posistif dan negatif dari pacaran
ü Dapat memahami bagaimana
pacaran yang sehat
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
TELAAH
PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIK
a. Definisi Remaja?
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).
Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam
Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah masa
peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami
masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.
Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak,
tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock
(2003: 26) bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi
antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,
dan sosial-emosional.Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12
hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga,
yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja
pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers,
dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja
10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18
tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006: 192)
Definisi remaja yang dipaparkan oleh
Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut
menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang
usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan
baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.
b. Definisi Pacaran
Pengertian
secara umum
Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia
yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan
berkeluarga
yang dikenal dengan pernikahan.Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih
sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan
masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan
nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan.
Pacaran
menurut Islam
* Pertama:
Secara umum dan Pengertian Awal, 'Pacaran' adalah sebuah Proses Perkenalan, Kedekatan, hingga sebuah Hubungan antara Dua Sejoli (Pria/Laki-Laki/Cowok dan Wanita/Perempuan/Cewek) yang konon katanya dalam Tahap Pencarian Kecocokan untuk menuju hubungan yang lebih serius atau ke jenjang Pernikahan.
Secara umum dan Pengertian Awal, 'Pacaran' adalah sebuah Proses Perkenalan, Kedekatan, hingga sebuah Hubungan antara Dua Sejoli (Pria/Laki-Laki/Cowok dan Wanita/Perempuan/Cewek) yang konon katanya dalam Tahap Pencarian Kecocokan untuk menuju hubungan yang lebih serius atau ke jenjang Pernikahan.
* Kedua:
Pacaran merupakan sebagai Instrument atau Proses untuk Mengenal Calon Pasangan (Pendamping) lebih jauh, dengan CATATAN 'Menjaga Batasan-Batasan Syar'i (Syariat Agama)', bukan untuk "Having Fun Together", dan benar-benar sebuah proses menuju Pernikahan.
Pacaran merupakan sebagai Instrument atau Proses untuk Mengenal Calon Pasangan (Pendamping) lebih jauh, dengan CATATAN 'Menjaga Batasan-Batasan Syar'i (Syariat Agama)', bukan untuk "Having Fun Together", dan benar-benar sebuah proses menuju Pernikahan.
* Ketiga:
Secara kenyataan, Pacaran adalah sebuah Proses Perkenalan, Pendekatan, hingga menjalin suatu Hubungan antara pria dan wanita umur berapapun diatas 17 tahun (kadang masih dibawah umur 17thn), untuk memenuhi Keinginan dan Kebahagiaan, untuk mencari Kecocokan atau kadang hanya mengikuti Gaya Hidup. Ada yang bertujuan untuk hubungan lebih serius (Pernikahan; jika umur sudah mantap), tapi ada juga yang tanpa tujuan dengan bilang, 'Gimana Nanti Aja'.
Secara kenyataan, Pacaran adalah sebuah Proses Perkenalan, Pendekatan, hingga menjalin suatu Hubungan antara pria dan wanita umur berapapun diatas 17 tahun (kadang masih dibawah umur 17thn), untuk memenuhi Keinginan dan Kebahagiaan, untuk mencari Kecocokan atau kadang hanya mengikuti Gaya Hidup. Ada yang bertujuan untuk hubungan lebih serius (Pernikahan; jika umur sudah mantap), tapi ada juga yang tanpa tujuan dengan bilang, 'Gimana Nanti Aja'.
Dan KENYATAAN-nya, yang sering kita lihat dan alami adalah Pacaran yang Ketiga. Sebuah proses yang sangat jauh dari tujuan sebenernya (hubungan yang serius).
Karna yang sering terjadi dan sering kita lihat sekarang adalah, sebuah kisah asmara dua sejoli yang menjalin hubungan 'Kasih-Sayang' untuk 'Kesenangan/Kebahagiaan' yang katanya mencari Kecocokan tapi akhirnya mendekati (menjurus) pada Kemaksiatan, yang sebagian banyak ujungnya PUTUS..
Dan sering kita lihat juga anak dibawah umur, masih SMP atau SD (usia belasan/ABG yang masih dibawah 17 tahun) yang masih SANGAT JAUH kesiapannya untuk menjalin Hubungan Serius, apalagi menuju Pernikahan..!! Pacaran ini cuma buat Kesenangan aja yang (biasanya) berujung pada ke-Maksiat-an dan Putus.
"Istilah Pacaran udah kadung
dipahami sebagai hubungan intim antara sepasang kekasih(pria dan wanita), atau 'Pengesahan' status hubungan yang
kasarnya 'Boleh Ngapa-Ngapain'".
Semisalnya
diaplikasikan dengan saling berkirim surat/email, ngobrol via chatting atau
video call, ber SMS/BBM ria, ketemuan berdua, jalan bareng berdua, makan bareng
berdua, nonton bioskop berdua, dan berbagai hal lain berdua, yang jelas-jelas
banyak disisipi Hal-Hal Haram. Seperti pandangan haram, bayangan haram,
sentuhan haram dan banyak hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat Islam
(gandengan tangan, berpelukan kaya teletabis, cium kening, cium
pipi-kanan-kiri, ciuman bibir, rajin menjamah 'ramah' dan meraba semaunya,
sampe melakukan .....!!).
Dalam sebuah hadist shohih Rasulullah saw. menegaskan:
Dalam sebuah hadist shohih Rasulullah saw. menegaskan:
"Tidaklah
diperkenankan bagi laki-laki dan perempuan untuk berkhalwat (berduaan), karena
sesungguhnya ketiga dari mereka adalah syetan, kecuali adanya mahram..." (HR Ahmad dan Bukhari Muslim, dari 'Amir bin Rabi'ah)
Kalo disimpulkan lagi, Pacaran
hanyalah sebuah 'Istilah', bisa
dibilang baik, bisa juga tidak baik karna dekat dengan Zina/Maksiat (TIDAK diperbolehkan dalam Islam -HARAM-).
Kecuali kalo Istilah Pacaran yang Kedua, dilakukan untuk sekedar melakukan Nadzar (melihat calon istri/suami sebelum menikah, dengan didampingi Mahramnya), itu bisa dibenarkan. Pacaran jenis ini boleh-boleh aja, atau dalam Islam disebut "Ta'aruf sebelum Pernikahan". Tapi pada dasarnya, Ta'aruf BERBEDA dengan Pacaran.
Kecuali kalo Istilah Pacaran yang Kedua, dilakukan untuk sekedar melakukan Nadzar (melihat calon istri/suami sebelum menikah, dengan didampingi Mahramnya), itu bisa dibenarkan. Pacaran jenis ini boleh-boleh aja, atau dalam Islam disebut "Ta'aruf sebelum Pernikahan". Tapi pada dasarnya, Ta'aruf BERBEDA dengan Pacaran.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa
prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual,
strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom
dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga
aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi
merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau
periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini
adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
Pengertian Belajar
Untuk memahami tentang pengertian
belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang
belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar.
Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut
:
1) Cronbach
memberikan definisi :
“Learning
is shown by a change in behavior as a result of experience”.
“Belajar
adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
2) Harold
Spears memberikan batasan:
Belajar
adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan,
mengikuti petunjuk/arahan.
3) Geoch,
mengatakan :
“Learning
is a change in performance as a result of practice”.
Belajar
adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Dari ketiga
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga
belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan
individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim
kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang
dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu
dan lingkungan.
Fontana seperti yang dikutip oleh Udin
S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar)
mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan
oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Selaras dengan pendapat-pendapat di
atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan
kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar,
apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas
kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses
belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Belajar yang efektif dapat membantu
siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan
instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik
perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah
kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,
keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada
di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan
prasaran belajar yang memadai.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa
prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh
seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif
Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal
yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar di bidang
pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi
faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran
yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi
prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar
merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor
kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat
diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut
Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila
dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar.
Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara
terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam
menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan
pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes
formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.Pengertian prestasi belajar adalah
sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu
prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan
proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan.
Prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang
diberikan oleh guru ( Asmara. 2009 : 11 ).
Menurut
Hetika ( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang
dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa
prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang
dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam
hasil kerja dalam waktu tertentu.
Pengtahuan , pengalaman dan
keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas
kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan
siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan
dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang
aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi belajarnya
meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit pengalaman
sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau tidak
berhasil.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkan dalam
pengetahuan, sikap, dan keahlian.
d.
Dampak Pacaran
Dampak positif maupun negatif
1.
Prestasi Sekolah Bisa meningkat atau
menurun.
Di dalam hubungan pacaran pasti
ada suatu permasalahan yangdapat membuat pasangan tersebut bertengkar. Dampak
dari pertengkaran itu dapat mempengaruhi prestasi mereka di sekolah.
Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat mendorong mereka untuk lebih
meningkatkan prestasi belajar mereka.
2. Pergaulan Sosial Pergaulan bisa tambah meluas atau menyempit.
Pergaulan tambah meluas, jika
pola interaksidalam peran hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi
dengan orang lainnya(saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).Pergaulan tambah menyempit, jika sang pacar
membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak boleh bergaul
dengan yang lain selain dengan aku).
3. Mengisi Waktu Luang Bisa tambah bervariatis atau justra malah terbatas
Umumnya, aktivitas pacaran tidak
produktif (ngobrol, nonton, makan, dan sebagainya), namun dapat
menjadi produktif, jika kegiatan pacaran di isi dengan hal-hal seperti olah raga
bersama, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
4. Keterkaitan Pacaran dengan Seks Pacaran mendorong remaja untuk merasa aman dan nyaman.
Salah satunya adalah dengan kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau
ungkapan kasih sayang, tapi pada umunya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu.
Karena itu perlu upaya kuat untuk saling membatasi diri agar tidak melakukan
kemesraan yang berlebihan.
5. Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus di
duga, jadi pasti banyak terjadi masalah dalam hubungan
ini.Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitmen yang jelas dalam memulai pacaran,
maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi
masalahnya.
6. Kebebasan Pribadi Berkurang.
Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang
dan waktu untuk pribadi menjadi lebih terbatas, karena lebih banyak
menghabiskan waktu untuk berduaan dengan pacar.
7. Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung.
Hubungan emosional (saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati)
yang terbentuk ke dalam pacaran dapat menimbulkan perasaan aman,
nyaman,dan terlindungi. Perasaan seperti ini dalam kadar tertentu dapat
membuat seseorang menjadi bahagia, menikmati hidup, dan menjadi
situasi yang kondusif baginya melakukan DAMPAK NEGATIF PACARAN BAGI
PELAJAR.
Dampak Negatif
- Melemahkan Iman Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta kepada Sang Pencipta.
Tak perlu
mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan
kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah seseorang menurun setelah
mengalami jatuh
cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke
Masjid jarang membaca Al Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan
beberapa hafalannya hilang,serta banyak ibadah lain yang terlewatkan.
2. ‘melatih’ kemunafikan
Orang yang
berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah
yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan menampakkan
hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk sebagian besar
ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa
keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk meraih simpati, mencari kesamaan,
mendapatkan pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak
jarang orang yang berpacaran mengatakan sesuatu yang sebenarnya bertentangan
dengan hati kecilnya.
3. Menjadikan panjang angan-angan.
Orang yang sedang jatuh cinta—pacaran—seringkali
teringat dengan orang yang dicintainya itu. Lalu ia memikirkan sesuatu,
berandai-andai setiap waktu tentang apa yang akan dilakukan nantisaat bertemu,
tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang kata-kata yang akan diucapkan
sebagai bumbu, dan masih banyak lagi. Padahal ummat Islam dilarang berpanjang
angan-angan.
4. Mengurangi produktivitas
Jika tidak
pacaran seorang siswa tentunya bisa melakukan aktivitas lain yang lebih
produktif: misal membuat karya seni, menulis artikel, cerpen, puisi, karya
tulis, mengerjakan PR, atau yang lainnya. Namun sering kali produktivitasnya
turun lantaran ia berpacaran.
5. Menjadikan hidup boros
5. Menjadikan hidup boros
Orang yang pacaran
akan selalu berkorban untuk pacarnya.Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung
bisa habis untuk bersenang-senang: membelikan hadiah pacarnya, membeli
pulsa,mentraktir, nonton Film, dan yang lainnya.
6. Akan melemahkan daya kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka hanya tertuju kepada pacarnya.
7. Akan menyebabkan terlambatnya studi.
Banyak fakta yang menyebutkan bahwa menurunnya prosentase kelulusan para pelajar adalah akibat pacaran, mereka jarang belajar, karena jalan-jalanterus dengan pacarnya, tidak pernah beli buku (karena uangnya habis untuk berenang-senang).
8. Terjadinya pertengkaran dan pembunuhan, hanya karena rebutan pacar.
9. Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat dengan pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/ istrinya yang syahdengan pacarnya yang lama.
Barang siapa
yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinnya, menyembunyikan rasa cintanya
dan bersabar hingga mati maka dia mati syahid.”Sungguh sangat beruntung orang
yang mencintai dengan kesucian diri dan berlindung darigodaan syatan yang
terkutuk. Tentunnya orang yang menjaga cintannya yang suci hingga ia meninggal
dunia. Rasullulah SAW juga berpesan: “Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa
saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu
benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa
saja,karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu
cintai (H.R. Bukhari, AbuDaud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu
Hurairah)Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk
bertanggung jawab. Ini dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan peran, membagiwaktu, perhatian, dan tanggung jawab
antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan
orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa mengendalikan diri
dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan jenis.
e.
Pacaran Sehat
Pacaran yang ”sehat” adalah
pacaran yang memenuhi kriteria ”sehat”, baik sehat fisik, sehat psikis, sehat
sosial, maupun sehat seksual.
1.
Sehat
fisik. Pacaran dikatakan sehat secara fisik jika dalam aktivitas berpacaran
tersebut tidak ditemui adanya kekerasan secara fisik. Itu berarti bahwa
walaupun remaja putra secara fisik memang lebih kuat dari remaja putri, bukan
berarti remaja putra dapat seenaknya menindas ataupun memanipulasi remaja putri
secara fisik.
2. Sehat psikis. Pacaran dikatakan sehat secara psikis, jika sepasang individu yang menjalaninya mampu saling berempati serta mengungkapkan dan mengendalikan emosinya dengan baik, saling percaya, saling menghargai, dan saling menghormati. Dengan demikian, hubungan di antara keduanya menjadi lebih nyaman, saling pengertian, dan juga ada keterbukaan.
3. Sehat sosial. Pacaran dikatakan sehat secara sosial jika aktivitas berpacaran tersebut tidak bersifat saling mengikat atau mengisolasi pasangan. Artinya, walaupun remaja putra dan putri terikat dalam komitmen pacaran, namun hubungan sosial masing-masing mereka dengan individu lain tetap harus dijaga dan sebaiknya remaja putra atau putri tidak hanya terfokus pada pacar atau pasangannya saja.
4. Sehat seksual. Kemudian, pacaran juga harus sehat secara seksual. Secara biologis, kaum remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik dapat mendorong keinginan untuk melakukan kontak fisik yang lebih jauh. Jika hal itu diteruskan dan tidak terkontrol, maka dapat menimbulkan hal-hal yang sangat berisiko. Karena adanya resiko yang harus ditanggung akibat tindak seksual yang mereka lakukan, maka aktivitas percaran yang mereka lakukan tidak lagi disebut sebagai pacaran yang ”sehat”.
Agar
pacaran sehat tetap awet, kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang
kita lakukan memiliki dasar dan tujuan yang jelas. Dalam berpacaran, mungkin
saja kita menemukan perbedaan prinsip, khususnya tentang apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan. Hal itu adalah wajar, asalkan tetap saling menghargai.
Setiap orang, khususnya remaja, mempunyai hak untuk bicara secara terbuka,
termasuk mengungkapkan prinsipnya masing-masing.
Mengungkapkan
prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud
dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau kita
tidak tahu bagaimana mengomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita juga harus
mengerti atau memahami bagaimana cara berkomunikasi yang baik.
Tiga model komunikasi:
1. Pasif
Kita sulit/tidak bisa mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pikiran kita. Hal ini akan berefek buruk karena apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, kita tidak berani menolak saat pacar mengajak kita untuk kissing, padahal sebenarnya kita tidak mau.
2. Agresif
Dalam mengemukakan keinginan, pikiran, dan perasaan, kita cenderung mendominasi, tidak ramah dan mengabaikan kepentingan orang lain. Model komunikasi seperti ini bisa memicu keretakan hubungan dengan orang lain.
3. Asertif
Gaya komunikasi yang paling baik. Kita bisa bersikap tegas dalam mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pendapat, tetapi tetap menghargai orang lain. Kondisi orang lain juga menjadi pertimbangan sebelum kita mengungkapkan keinginan. Misalnya, menolak dengan sopan dan memberikan alasan yang masuk akal ketika pacar minta hal yang aneh-aneh.
Tiga model komunikasi:
1. Pasif
Kita sulit/tidak bisa mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pikiran kita. Hal ini akan berefek buruk karena apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, kita tidak berani menolak saat pacar mengajak kita untuk kissing, padahal sebenarnya kita tidak mau.
2. Agresif
Dalam mengemukakan keinginan, pikiran, dan perasaan, kita cenderung mendominasi, tidak ramah dan mengabaikan kepentingan orang lain. Model komunikasi seperti ini bisa memicu keretakan hubungan dengan orang lain.
3. Asertif
Gaya komunikasi yang paling baik. Kita bisa bersikap tegas dalam mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pendapat, tetapi tetap menghargai orang lain. Kondisi orang lain juga menjadi pertimbangan sebelum kita mengungkapkan keinginan. Misalnya, menolak dengan sopan dan memberikan alasan yang masuk akal ketika pacar minta hal yang aneh-aneh.
Cara
berkomunikasi tidak hanya memengaruhi keberhasilan kita berinteraksi dengan
orang lain, tetapi lebih jauh lagi, mampu berkomunikasi dengan baik menjadikan
kita terampil dalam mengambil keputusan
Di
dalam proses pacaran kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri
sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah
bagaimana mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.
Jadi
tidak bijaksana bila melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat
orang lain termasuk pacar kita. Tapi bukan dalam arti diam saat timbul masalah,
selesaikanlah dengan bijak, bicarakan secara terbuka. Tanpa keterbukaan akan
menimbulkan konflik dalam diri masing-masing yang bahkan bisa mengarah terhadap
rutinitas harian dan prestasi belajar ataupun bekerja.
Pacaran Itu Tak Mengikat
Artinya,
hubungan sosial dengan yang lain harus tetap terjaga. Kalau pagi, siang dan
malam selalu bersama pacar, bisa bahaya!! Bisa-bisa kita tidak punya teman. Dan
bukan tak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak mau
seperti itu kan??Tapi bukan dalam arti hubungan ”bebas” yang sebebas-bebasnya…
Tentunya kita harus menghormati apa yang menjadi pegangan serta tujuan dalam
berpacaran. Jika status telah mengarah pada ikatan lebih ”serius” (dalam arti
penikahan) maka kita harus lebih bijak dalam menjaga kepercayaan untuk mencegah
terlukainya perasaan pasangan masing-masing. Membangun kepercayaan merupakan
hal yang penting dalam keharmonisan suatu hubungan.
Seks Saat Pacaran??? TIDAK!
Secara
biologis, masa remaja merupakan masa perkembangan dari kematangan seksual.
Tanpa disadari, pacaran mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan
secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik yang merupakan
insting dasar setiap organisme. Apabila diteruskan dapat menjadi tak terkontrol
alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga untuk tak
melakukan hal-hal yang berisiko terhadap perkembangan fisik dan mental remaja,
salah satunya adalah perilaku seksual. Oleh karena itu, pengendalian diri dalam
berpacaran tentunya sangat diperlukan.
TIPS Pacaran SehatJika tak ingin pacaran tak sehat terjadi pada diri Anda maka beberapa hal yang perlu diresapi dan dipertimbangkan diantaranya:
• Kasih sayang, setia
• Jangan melakukan tindakan kekerasan
• Luangkan waktu untuk bergaul dengan teman-teman
• Jangan sakiti perasaan pasangan; jangan cemburu yang berlebih
• Jangan menghabiskan waktu seharian berdua saja apalagi di tempat-tempat sepi
• Lakukan kegiatan-kegiatan positif bersama seperti belajar, berolahraga, dan sembahyang bersama
• Hindari buku-buku, majalah, gambar-gambar, video yang isinya seputar seks. Karena sekali dan sekilas saja kita melihat gambar, video atau cerita seks tersebut bakal ‘terekam tak pernah mati’ di pikiran dan akan timbul keinginan untuk mengulangi ataupun mempraktekkannya
• Pengendalian diri untuk tidak berbuat diluar batas ketika sedang kontak fisik dengan pasangan
• Jangan pernah mengatasnamakan hubungan seks sebagai bukti cinta kalian (cinta tak sama dengan seks).
Pacaran
sebenarnya merupakan waktu bagi sepasang individu untuk saling mengenal satu
dengan yang lain. Pacaran pastinya memiliki efek dan bias terhadap kehidupan
masing-masing. baik secara positif ataupun negatif tergantung bagaimana cara
menjalaninya.
Selama pacaran dilakukan dalam batas-batas yang benar, pacaran dapat mendatangkan banyak hal positif. Dengan kata lain yang perlu dan harus kita jalani adalah ”pacaran sehat”.
Selama pacaran dilakukan dalam batas-batas yang benar, pacaran dapat mendatangkan banyak hal positif. Dengan kata lain yang perlu dan harus kita jalani adalah ”pacaran sehat”.
Selain
itu, dalam menjalani suatu hubungan hendaknya kita tidak melakukannya secara
diam-diam. Artinya tidak boleh backstreet. Karena, jika kita menjalani pacaran
secara sembunyi-sembunyi terutama dari orang tua, hal itu akan memiliki akibat
yang kurang baik bagi kita dan hubungan yang kita jalani. Misalnya kita akan
menjadi tukang bohong. Berbohog untuk hal-hal yang baik memang diijinkan,
tetapi berbohong untuk menutupi suatu hal secara sengaja yang sebenarnya tidak
perlu ditutupi merupakan suatu dosa yang tidak terampuni. Selain itu, jika kita
jujur pada orang tua mengenai kehidupan kita dan hubungan yang kita jalani,
saat ada masalah kita bisa membicarakannya dan meminta nasehat orang tua secara
terbuka tanpa harus berbohong tentang apa yang sebenarnya terjadi. Karena, saat
kita menemui kendala dalam perjalanan hidup, orang tualah satu-satunya yang
bisa benar-benar membantu kita dalam memecahkan masalah kita. Meskipun kita
memiliki banyak teman dan memiliki pacar, hal tersebut tidak akan banyak
membantu jika kita sedang menghadapi maslah rumit yang memiliki efek seumur
hidup, contohnya KTD. Hal itu karena teman atau pacar tidak selamanya bisa kita
percaya untuk memberikan solusi yang baik bagi masalah kita. Biar bagaimanapun
mereka merupakan orang luar yang memiliki kepentingannya sendiri. Sedangkan orang
tua merupakan bagian dari hidup kita jyang akan selalu mengusahakan yang
terbaik bagi kita dan akan selalu membantu kita setulus hati, tanpa pamrih.
Manfaat lainnya dari sikap terbuka denga orang tua adalah kita bisa menjadi lebih dekat dengan orang tua dan orang tua juga menjadi lebih kooperatif terhadap perkembangan anaknya.
Manfaat lainnya dari sikap terbuka denga orang tua adalah kita bisa menjadi lebih dekat dengan orang tua dan orang tua juga menjadi lebih kooperatif terhadap perkembangan anaknya.
e.
Pacaran Tidak Sehat
Gaya pacaran remaja di zaman
sekarang telah mengarah pada perilaku yang diluar batas, disinilah mulai muncul
masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku seks untuk mengisi waktu senggang
mereka, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perilaku seks yang tidak
semestinya mereka lakukan. Pacaran jenis ini merupakan pacaran yang tidak sehat
karena memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan reproduksi maupun
kehidupan remaja baik secara fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual.Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul oleh karena dorongan seksual. Perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, pelukan, kissing, necking, petting, licking dan sampai berhubungan seksual. Dan perilaku seksual bisa diibaratkan seperti bola salju yang sekali dilepaskan dari atas bukit akan semakin membesar terus dan susah untuk dihentikan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja
1. Faktor internal
Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan dan pendapat tentang berbagai macam masalah. Bagaimana menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang mudah. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan dan prinsip yang matang.
2. Faktor Eksternal
Perilaku seks diantara kita juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Contohnya :
• Kemampuan orang terdekat utamanya orang tua dalam mendidik tentunya akan mempengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seksual.
• Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan mempengaruhi perilaku kita
• Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita
• Teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi tak selalu membawa pengaruh yang positif. Semua tergantung bagaimana kita mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Selain perilaku seksual, kekerasan pada masa pacaran merupakan masalah yang sering ditemui dan cukup kompleks. Namun demikian, kita harus tetap berusaha untuk mengantisipasi munculnya kekerasan dalam masa pacaran ini. Salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan, terutama oleh remaja adalah dengan melakukan pacaran yang ”sehat”.
Pengaruh buruk pacaran tidak sehat adalah:
• Cedera fisik (memar, luka-luka, dll)
• Kondisi tubuh lemah; mudah sakit
• Perasaan tertekan; curiga yang berlebihan; bingung
• Kehilangan teman; merasa asing dilingkungan sendiri
• Terkena penyakit menular seksual (PMS)
• Kehamilan tidak diinginkan (KTD); aborsi; pernikahan dini
• HIV/AIDS
• Stress yang parah; gila; keinginan bunuh diri
• Meninggal dunia
Cara Menjaga Diri Selama Pacaran
Hubungan romantis sekalipun dapat berubah menjadi hubungan yang buruk dan penuh kekerasan. Kenali sejak awal pacaran agar Anda tak menjadi korban pelecehan.
The National Center for Victims of Crime mendefinisikan kekerasan saat pacaran sebagai perlakuan yang kejam secara emosional, fisik, atau mental dalam sebuah hubungan romantis.
Sebenarnya, Anda dapat mengenali tanda si dia adalah seorang kekasih yang berpotensi kejam sejak kencan pertama. Namun, kebanyakan kita cenderung mengabaikannya karena hati masih diliputi cinta hingga akhirnya kita menyadari bahwa semuanya sudah terlambat.
Simak trik melindungi diri dari
kekerasan selama pacaran, seperti yang dibeberkan Datingtips.Hubungan romantis sekalipun dapat berubah menjadi hubungan yang buruk dan penuh kekerasan. Kenali sejak awal pacaran agar Anda tak menjadi korban pelecehan.
The National Center for Victims of Crime mendefinisikan kekerasan saat pacaran sebagai perlakuan yang kejam secara emosional, fisik, atau mental dalam sebuah hubungan romantis.
Sebenarnya, Anda dapat mengenali tanda si dia adalah seorang kekasih yang berpotensi kejam sejak kencan pertama. Namun, kebanyakan kita cenderung mengabaikannya karena hati masih diliputi cinta hingga akhirnya kita menyadari bahwa semuanya sudah terlambat.
1. Bicarakan kepada seseorang yang Anda percaya
Terkadang, kita ragu untuk menjawab apakah kita sudah masuk ke dalam hubungan yang penuh kekerasan. Coba tanyakan kondisi Anda kepada seorang yang Anda percaya, seperti anggota keluarga, sahabat atau guru.
2. Kenali pertanda
Tanda yang bisa Anda kenali bila si dia berpotensi melecehkan sangat mudah, seperti si dia terlalu mengendalikan, mood yang sewaktu-waktu berubah, atau sering melayangkan ancaman yang membahayakan Anda. Jika Anda menemukan pertanda itu pada dirinya, minta pertolongan segera.
3. Usahakan ajak seorang teman saat kencan
Beberapa kasus kekerasan saat berkencan terkadang menggiring pada kasus pemerkosaan. Cegah hal ini dengan mengajak seorang teman. Jangan pernah sendirian dengan seseorang yang Anda anggap masih asing dalam kehidupan Anda.
4. Waspada alkohol dan obat-obatan terlarang
Pemerkosaan saat kencan biasanya dilakukan saat Anda tidak sadar atau dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang. Untuk itu, selalu berhati-hati jika seseorang menawarkan minuman, media yang banyak dipilih untuk mendapatkan “mangsa”.
5. Selalu persiapkan diri
Usahakan selalu membawa ponsel dalam keadaan baterai terisi penuh dan uang cukup sebelum pergi kencan. Hal ini akan sangat berguna jika sewaktu-waktu Anda berada dalam kondisi tidak beres.
B.
HIPOTESIS
Hipotesis yang dapat saya ajukan adalah sebagai berikut:
JIKA REMAJA DI DUSUN KRANDEGAN BERPACARAN MAKA
PRESTASI BELAJAR MEREKA CENDERUNG MENURUN.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
- IDENTIFIKASI VARIABEL
Identifikasi variabel
perlu dilakukan untuk dapat mengenal fungsi dan peranan dari masing-masing
variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Variabel Bebas :
Pacaran
Variabel Terikat :
Prestasi Belajar
Variabel Kontrol :
Remaja di dusun Krandegan rt 02/01
- POPULASI PENENTUAN SAMPEL PENELITIAN
Dalam pengambilan sampel
penelitian saya menggunakan teknik probability sampling, yaitu cara pengambilan
sampel dengan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk
dipilih dan saya menggunakan probability sampling jenis simple random sampling
atau sampel acak sederhana kepada responden yaitu remaja didusun Krandegan RT
02/01.
- METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk menyelesaikan karya tulis ini saya
menggunakan metode pengumpulan data menggunakan teknik angket yaitu usaha
mengumpulkan data/informasi dengan menyampaikan pertanyaan tertulis untuk
dijawab oleh responden ,yang di sebar di lokasi dusun Krandegan rt 02/01 dari
tanggal 8 – 15 November 2015.
BAB IV
ANALISIS DATA
A.
LATAR
BELAKANG OBJEK PENELITIAN
Pacaran adalah suatu
hubungan antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah. Akhir-akhir ini
banyak remaja yang masih duduk di bangku sekolah sudah banyak yang pacaran
bahkan sampai melampaui batas.
Sebenarnya pacaran tidak
ada dalam Islam dan tidak sesuai dengan budaya orang timur. Tetapi karna
pengaruh dari budaya barat sekarang ini banyak remaja yang melakukannya.
B.
ANALISIS
DATA
1.
Apa
pengertian pacaran
Dari
15 responden
- 11 responden rata-rata menjawab suatu hubungan/proses perkenalan antara laki-laki dan perempuan yang saling menyayangi(tidak terikat oleh pernikahan)
- 2responden menjawab sesuatu yang dilarang agama apabila melewati batas
- 2responden menjawab tidak tau
2.
Gaya
pacaran remaja zaman sekarang
Dari
15 responden
- 6responden menjawab banyak yang sudah melewati batas
- 2responden menjawab menyimpang dari norma/kurang sehat/kurang baik
- 1responden menjawab terlalu mencolok/vulgar
- 1responden menjawab tidak wajar
- 3responden menjawab norak/sok banget dan neko-neko
- 2responden menjawab hanya menuruti hawa nafsu
3.
Arti
pacaran
- Penting
Sebagian dari 15 responden menjawab penting karena
·
untuk
mengekspresikan diri ,
·
memotivasi
satu sama lain/saling support,
·
untuk
menambah semangat belajar dan memperbanyak teman
·
teman
curhat
·
supaya
tidak ketinggalan jaman
- Tidak Penting
Sebagian lagi menjawab tidak penting karena
·
Hanya untuk
memenuhi kemauan diri saja
·
Dapat
memperburuk nilai/mengganggu proses belajar/mengganggu konsentrasi pada masa
depan
·
Belum cukup
umur
·
Mendorong ke
hal yang tidak baik
·
Tidak ada
yang mau
·
Merusak
segalanya
·
Tidak ada
untungnya
·
Menghabiskan
pulsa
·
Bisa bikin
sakit hati
4.
Alasan
berpacaran dan tidak berpacaran
Dari
15 responden
- 11responden sudah pernah berpacaran. Alasannnya bermacam-macam ada yang hanya coba-coba/ingin merasakan bedanya pacaran dan tidak pacaran dan untuk menjadi penyemangat belajar dan ada juga supaya tidaak diejek teman.
- 3responden belum pernah sama sekali berpacaran. Alasannya karna masih terlalu kecil, hanya mengganggu belajar dan ingin membanggakan orang tua, terlalu asik main game jadi tidak sempat berpacaran Perasaan malu dan kurang PD jika tidak punya pacar
5.
Dari
15 responden tidak ada yang merasa malu dan kurang PD jika mereka tidak punya
pacar.
6.
Identitas
diri seseorang dapat ditentukan karena seseorang itu sudah pernah mempunyai
pacar
- Semua responden menjawab bahwa identitas seseorang tidak ditentukan oleh status seseorang yang sudah pernah mempunyai pacar.
7.
Dampak pacaran
- Dampak positif
Dari
15 responden
- 10responden menjawab dapat memotivasi belajar
- 3responden menjawab dapat menambah teman
- 3responden menjawab dapat merasakan perhatian dan kasih sayang
- 2responden menjawab bisa menjadi teman curhat
- 1responden menjawab bisa menjadi lebih semangat dalam segala hal
- 1responden menjawab bisa lebih berfikir dewasa
- 1responden menjawab dapat belajar saling menghargai
- 1responden tidak tau
- 1responden menjawab tidak ada dampak positifnya
- 1responden menjawab menjadi ada yang mengingatkan sholat
- Dampak negatif
Dari
15 responden
- 4responden menjawab mengganggu belajar sehingga menyebabkan nilai turun/menurunnya prestasi belajar
- 5responden menjawab mendekatkan kepada hal-hal tidak baik/negatif
- 3responden menjawab lupa segalanya(bahkan makan dan tidur)
- 4responden menjawab membuang-buang waktu
- 2resonden menjawab mengurangi nilai pelajaran
- 1responden menjawab mempengaruhi pola pikir
- 1responden menjawab menjadi galau-galauan/terbebani
- 1responden menjawab menjadi sering bermain HP
- 1responden menjawab menambah dosa
- 1responden menjawab dekat dengan zina
- 1responden menjawab bisa hamil
- 1responden menjawab jadi malas belajar
- 1responden menjawab menjadikan hidup boros
8.
A.pengaruh
dari memiliki/tidak memiliki pacar dalam prestasi belajar
Dari
15 responden
- Ada pengaruhnya
a.
3responden
menjawab menjadi giat/semangat belajar sehingga meningkatkan prestasi belajar
b. 7responden menjawab menjadi malas
belajar sehingga menurunkan prestasi belajar
- 2responden menjawab tidak ada pengaruhnya
- 3responden menjawab tidak tahu
B.saat mempunyai pacar menjadi giat dan semangat
belajar sehingga meningkatkan prestasi
belajar ,atau malah sebalik nya
Dari
15 responden
- 5responden menjawab tergantung dari si pacarnya apakah membuat semangat atau malah sebaliknya
- 5responden menjawab menjadi giat dan semangat
- 2responden menjadi menurun prestasinya
- 1responden menjawab tidak ada pengaruhnya
- 2responden tidak tau
BAGIAN PENUTUP
BAB V:KESIMPULAN DAN
SARAN-SARAN
A.
KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah
- Pacaran merupakan suatu hubungan antara laki-laki dan perempuan yang belum terikat oleh hubungan pernikahan dan tidak dianjurkan serta dilarang apabila melewati batas norma agama maupun norma sosial.
- Pacaran remaja zaman sekarang banyak yang sudah melewati batas.
- Pacaran sebenarnaya tidak penting karna akan membawa dampak negatif yang lebih banyak dibandingkan dampak positifnya.
- Remaja didusun krandegan rt 02/01 lebih banyak yang sudah pernah berpacaran alasannya untuk penyemangat belajar dan sebagian hanya untuk mencoba-coba.
- Remaja didusun Krandegan rt 02/01 tidak merasa malu dan kuang PD apabila tidak mempunyai pacar karna identitas diri seseorang tidak ditentukan oleh pengalamannya dalam berpacaran.
- Dampak negatif pacaran lebih banyak daripada dampak positifnyanya.
- Prestasi belajar remaja didusun Krandegan cenderung menurun apabila mereka mempunyai pacar.
·
Hipotesis
diterima karna jika remaja didusun Krandegan itu berpacaran maka prestasi
mereka cenderung menurun walaupun beberapa ada yang meningkat bahkan tidak ada
pengaruhnya
B.
SARAN
Sebaiknya remaja yang
masih duduk di bangku sekolah jangan dulu berpacaran, dan kalau yang sudah terlanjur
pacaran jangan membuat pacaran menjadi penghambat dalam belajar sehingga dapat
menurunkan prestasi belajar karna sebagai pelajar kewajiban kita adalah belajar
dan mencapai cita-cita kita agar menjadi orang yang sukses sehingga membanggakan
orang tua kita.
DAFTAR PUSTAKA
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/dampak-positif-dan-negatif-pacaran-bagi-remaja/)(http://www.sttbali.com/berita/muda-mudi/201.html)
(http://www.untukku.com/artikel-untukku/pacaran-positif-dan-pacaran-sehat-itu-bagaimana-untukku.html)
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
[1][2] kamus besar bahasa indonesia
[1][3] Bulletin sidogiri edisi 68 r. tsani 1433H hal. 22-23
[1][4]
http://www.google.co.id/gwt/x?gl=ID&u=http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-bel
[1][5]
http://www.google.co.id/gwt/x?gl=ID&u=http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-bel
[1][6] webster’s new internasional dictionary
[1][7] Psikologi belajar Drs H Abu Ahmadi, Drs widodo Supriyono 151
Anas Sudjiono. 1997. pengantar
statistic pendidikan. Jakarta: raja grafindo persada, hal.50
Ibnu Hajar. 1996. Dasar-dasar
Metodologi penelitian kuantitatif dalam pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, cet ke-1 hal.216
Muhammad Nasir. 1998. metode
penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. hal 99
S. Margono. 2004. metodologi
penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. cet ke-4 hal 105
Drs H Abu Ahmadi. Drs
widodo Supriyono. Psikologi belajar. hal151
webster’s new
internasional dictionary
Bulletin sidogiri
edisi 68 r. tsani 1433H hal. 22-23