Our social:

Latest Post

Sabtu, 30 Januari 2016

Contoh Laporan Penelitian






PENGARUH PACARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR
REMAJA DI DUSUN KRANDEGAN RT 02/O1,KALISEMO, LOANO ,PURWOREJO
TAHUN 2015



OLEH:
Miftah Riksa Tunjung Rosa



SMA NEGERI 5 PURWOREJO
2015
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PACARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR REMAJA DI DUSUN KRANDEGAN RT 02/O1 Tahun 2015



DISUSUN OLEH:
Miftah Riksa Tunjung Rosa



Mengetahui
Guru Pembimbing


(Sri Ambarwati SPd.)
NIP: 197101072003122004






HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah ini saya persembahkan kepada:
  1. ALLAH SWT  yang telah memberikan nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik.
  2. Kedua orang tua saya yang selalu mendukung dan mengarahkan yang terbaik untuk saya.
  3. Ibu Sri Ambarwati selaku guru bidang studi yang selalu membimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
  4. Teman – teman kelas x mipa2 yang selalu mendukung saya.
  5. Dan teman-teman di dusun krandegan yang telah mendukung dan membantu saya dalam penyusunan laporan ini.

















MOTTO

Ø   “ Sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah sengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”
(Q.S : Alam Nasyrah 6-7 )
Ø   Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa keengganan.  Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini.
Ø  Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas kelengahan kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula.
Ø  Pengetahuan adalah kekuatan.
Ø  Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh .
Ø  Jadi Diri Sendiri, Cari Jati Diri, And Dapetin Hidup Yang Mandiri, Optimis, Karena Hidup Terus Mengalir Dan Kehidupan Terus Berputar












KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan laporan penelitian Geografi yang berjudul “Pengaruh Pacaran Terhadap Prestasi Belajar Remaja di Dusun Krandegan Rt 02/01 Tahun 2015”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Geografi.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan penelitian geografi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya laporan ini. 
Semoga laporan penelitian ini memberikan informasi bagi teman-teman dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu tentang pacaran di usia remaja bagi kita semua.



Purworejo, 26 November 2015 




Penyusun









ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar remaja didusun krandegan rt 02/01  tahun 2015.
Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 25 remaja dengan jumlah sampel sebanyak 15 remaja.Pemilihan sampel menggunakan teknik Probability Sampling jenis simple Random Sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) definisi remaja dan pacaran (2) dampak positif dan negatif pacaran. (3) seberapa besar pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar remaja di dusun Krandegan rt 02/01 2015.


Kata Kunci : pacaran,prestasi belajar,dampak positif dan negatif.













DAFTAR ISI
*      Sistematika Penulisan
ü  BAGIAN PEMBUKA
  • JUDUL PENELITIAN
  • HALAMAN PERSETUJUAN
  • HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO
  • KATA PENGANTAR
  • ABSTRAK
  • DAFTAR ISI
ü  BAGIAN ISI
Bab I: Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Bab II: Landasan Teori
A.    Telaah Pustaka dan Landasan Teori
B.     Hipotesis
Bab III: Metodologi Penelitian
A.    Identifikasi Variabel
B.     Populasi Penentuan Sampel Penelitian
C.     Metode Pengumpulan Data
Bab IV: Analisis Data
A.    Latar Belakang Objek Penelitian
B.     Analisis Data
ü  BAGIAN PENUTP
Bab V: Kesimpulan Dan Saran
A.    Kesimpulan
B.     Saran
                        Daftar Pustaka
                        Lampiran        

BAGIAN ISI
BAB 1:PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG MASALAH
Di kalangan remaja, seperti yang sedang kami alami saat ini, dorongan untuk mencari jati diri dengan mencoba hal-hal baru seperti, pacaran. Dan terkadang jika ‘kelewatan’ bisa merusak akal sehat. Tekanan untuk menjalani masa ‘pacaran’, iming-iming dari orang-orang sekitar, dan siaran media masa-pun turut andil dalam keinginan remaja untuk menjalani sebuah masa ‘pacaran’.
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan teradi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif.
Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja.Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Dan pacaran pasti menimbulkan dampak negatif maupun positif bagi prestasi belajar maupun kehidupan sosial dengan orang sekitar.





B.   RUMUSAN MASALAH
1.          Apa Itu Remaja ?
2.         Apa Pengertian Pacaran Secara Lengkap ?
3.         Dampak Positif dan Negatif Pacaran serta Seberapa Besar
Pengaruh nyaTerhadap Prestasi Siswa ?
4.         Bagaimana Pacaran yang Sehat ?

C.    TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
ü  Mengetahui seberapa besar pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar remaja di dusun Krandegan rt 02/01
ü  Mengetahui pengertian remaja
ü  Memahami pengertian pacaran yang sebenarnya
ü  Mengerti dampak posistif dan negatif dari pacaran
ü  Dapat memahami bagaimana pacaran yang sehat













BAB II
LANDASAN TEORI

A.   TELAAH PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIK
a.    Definisi Remaja?
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:  192)
Definisi remaja yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

b.    Definisi Pacaran
*     Pengertian secara umum
Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan.
*     Pacaran menurut Islam
* Pertama:
Secara umum dan Pengertian Awal, 'Pacaran' adalah sebuah Proses Perkenalan, Kedekatan, hingga sebuah Hubungan antara Dua Sejoli (Pria/Laki-Laki/Cowok dan Wanita/Perempuan/Cewek) yang konon katanya dalam Tahap Pencarian Kecocokan untuk menuju hubungan yang lebih serius atau ke jenjang Pernikahan.
* Kedua:
Pacaran merupakan sebagai Instrument atau Proses untuk Mengenal Calon Pasangan (Pendamping) lebih jauh, dengan CATATAN 'Menjaga Batasan-Batasan Syar'i (Syariat Agama)', bukan untuk "Having Fun Together", dan benar-benar sebuah proses menuju Pernikahan.
* Ketiga:
Secara kenyataan, Pacaran adalah sebuah Proses Perkenalan, Pendekatan, hingga menjalin suatu Hubungan antara pria dan wanita umur berapapun diatas 17 tahun (kadang masih dibawah umur 17thn), untuk memenuhi Keinginan dan Kebahagiaan, untuk mencari Kecocokan atau kadang hanya mengikuti Gaya Hidup. Ada yang bertujuan untuk hubungan lebih serius (Pernikahan; jika umur sudah mantap), tapi ada juga yang tanpa tujuan dengan bilang, 'Gimana Nanti Aja'.

Dan KENYATAAN-nya, yang sering kita lihat dan alami adalah Pacaran yang Ketiga. Sebuah proses yang sangat jauh dari tujuan sebenernya (hubungan yang serius).

Karna yang sering terjadi dan sering kita lihat sekarang adalah, sebuah kisah asmara dua sejoli yang menjalin hubungan 'Kasih-Sayang' untuk 'Kesenangan/Kebahagiaan' yang katanya mencari Kecocokan tapi akhirnya mendekati (menjurus) pada Kemaksiatan, yang sebagian banyak ujungnya PUTUS..

Dan sering kita lihat juga anak dibawah umur, masih SMP atau SD (usia belasan/ABG yang masih dibawah 17 tahun) yang masih SANGAT JAUH kesiapannya untuk menjalin Hubungan Serius, apalagi menuju Pernikahan..!! Pacaran ini cuma buat Kesenangan aja yang (biasanya) berujung pada ke-Maksiat-an dan Putus.
"Istilah Pacaran udah kadung dipahami sebagai hubungan intim antara sepasang kekasih(pria dan wanita), atau 'Pengesahan' status hubungan yang kasarnya 'Boleh Ngapa-Ngapain'".
Semisalnya diaplikasikan dengan saling berkirim surat/email, ngobrol via chatting atau video call, ber SMS/BBM ria, ketemuan berdua, jalan bareng berdua, makan bareng berdua, nonton bioskop berdua, dan berbagai hal lain berdua, yang jelas-jelas banyak disisipi Hal-Hal Haram. Seperti pandangan haram, bayangan haram, sentuhan haram dan banyak hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat Islam (gandengan tangan, berpelukan kaya teletabis, cium kening, cium pipi-kanan-kiri, ciuman bibir, rajin menjamah 'ramah' dan meraba semaunya, sampe melakukan .....!!).

Dalam sebuah hadist shohih Rasulullah saw. menegaskan:
"Tidaklah diperkenankan bagi laki-laki dan perempuan untuk berkhalwat (berduaan), karena sesungguhnya ketiga dari mereka adalah syetan, kecuali adanya mahram..." (HR Ahmad dan Bukhari Muslim, dari 'Amir bin Rabi'ah)
Kalo disimpulkan lagi, Pacaran hanyalah sebuah 'Istilah', bisa dibilang baik, bisa juga tidak baik karna dekat dengan Zina/Maksiat (TIDAK diperbolehkan dalam Islam -HARAM-).

Kecuali kalo Istilah Pacaran yang Kedua, dilakukan untuk sekedar melakukan Nadzar (melihat calon istri/suami sebelum menikah, dengan didampingi Mahramnya), itu bisa dibenarkan. Pacaran jenis ini boleh-boleh aja, atau dalam Islam disebut "Ta'aruf sebelum Pernikahan". Tapi pada dasarnya, Ta'aruf BERBEDA dengan Pacaran.

c. Pengertian Prestasi Belajar

          Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.
            Pengertian Belajar
          Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut :
1)   Cronbach memberikan definisi :
Learning is shown by a change in  behavior as a result of experience”.
“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman”.
2)   Harold Spears memberikan batasan:
Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
3)   Geoch, mengatakan :
Learning is a change in performance as a result of practice”.
Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.
          Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
          Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami  proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
          Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
          Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
          Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
          Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana  untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
          Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru ( Asmara. 2009 : 11 ).
Menurut Hetika ( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
          Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.
          Pengtahuan , pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkan dalam pengetahuan, sikap, dan keahlian.

d.    Dampak Pacaran
*     Dampak positif maupun negatif

 1. Prestasi Sekolah Bisa meningkat atau menurun.
Di dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan yangdapat membuat pasangan tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu dapat mempengaruhi prestasi mereka di sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat mendorong mereka untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.

2. Pergaulan Sosial Pergaulan bisa tambah meluas atau menyempit.
Pergaulan tambah meluas, jika pola interaksidalam peran hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan orang lainnya(saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).Pergaulan tambah menyempit, jika sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak  boleh bergaul dengan yang lain selain dengan aku).

3. Mengisi Waktu Luang Bisa tambah bervariatis atau justra malah terbatas
Umumnya, aktivitas pacaran tidak produktif (ngobrol, nonton, makan, dan sebagainya), namun dapat menjadi produktif, jika kegiatan pacaran di isi dengan hal-hal seperti olah raga bersama, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

4. Keterkaitan Pacaran dengan Seks Pacaran mendorong remaja untuk merasa aman dan nyaman.
Salah satunya adalah dengan kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau ungkapan kasih sayang, tapi pada umunya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu perlu upaya kuat untuk saling membatasi diri agar tidak melakukan kemesraan yang berlebihan.

5. Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus di duga, jadi pasti banyak terjadi masalah dalam hubungan ini.Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitmen yang jelas dalam memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi masalahnya.

6.  Kebebasan Pribadi Berkurang.
Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi lebih terbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan pacar.

7. Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung.
Hubungan emosional (saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati) yang terbentuk ke dalam pacaran dapat menimbulkan perasaan aman, nyaman,dan terlindungi. Perasaan seperti ini dalam kadar tertentu dapat membuat seseorang menjadi bahagia, menikmati hidup, dan menjadi situasi yang kondusif baginya melakukan DAMPAK NEGATIF PACARAN BAGI PELAJAR.


*     Dampak Negatif
  1. Melemahkan Iman Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta kepada Sang Pencipta.
Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah seseorang menurun setelah mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang ke Masjid  jarang membaca Al Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa hafalannya hilang,serta banyak ibadah lain yang terlewatkan.
2. ‘melatih’ kemunafikan
Orang yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk sebagian besar ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak jarang orang yang berpacaran mengatakan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.

3. Menjadikan panjang angan-angan.
          Orang yang sedang jatuh cinta—pacaran—seringkali teringat dengan orang yang dicintainya itu. Lalu ia memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktu tentang apa yang akan dilakukan nantisaat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang kata-kata yang akan diucapkan sebagai bumbu, dan masih banyak lagi. Padahal ummat Islam dilarang berpanjang angan-angan.

4. Mengurangi produktivitas
Jika tidak pacaran seorang siswa tentunya bisa melakukan aktivitas lain yang lebih produktif: misal membuat karya seni, menulis artikel, cerpen, puisi, karya tulis, mengerjakan PR, atau yang lainnya. Namun sering kali produktivitasnya turun lantaran ia berpacaran.

5. Menjadikan hidup boros
Orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya.Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk bersenang-senang: membelikan hadiah pacarnya, membeli pulsa,mentraktir, nonton Film, dan yang lainnya.

6. Akan melemahkan daya kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka hanya tertuju kepada pacarnya.

7. Akan menyebabkan terlambatnya studi.
     Banyak fakta yang menyebutkan bahwa menurunnya prosentase kelulusan para pelajar adalah akibat pacaran, mereka jarang belajar, karena jalan-jalanterus dengan pacarnya, tidak pernah beli buku (karena uangnya habis untuk berenang-senang).

8. Terjadinya pertengkaran dan pembunuhan, hanya karena rebutan pacar.

9. Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat dengan pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/ istrinya yang syahdengan pacarnya yang lama.
Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinnya, menyembunyikan rasa cintanya dan bersabar hingga mati maka dia mati syahid.”Sungguh sangat beruntung orang yang mencintai dengan kesucian diri dan berlindung darigodaan syatan yang terkutuk. Tentunnya orang yang menjaga cintannya yang suci hingga ia meninggal dunia. Rasullulah SAW juga berpesan: “Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja,karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai (H.R. Bukhari, AbuDaud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan peran, membagiwaktu, perhatian, dan tanggung jawab antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa mengendalikan diri dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan jenis.
e. Pacaran Sehat
Pacaran yang ”sehat” adalah pacaran yang memenuhi kriteria ”sehat”, baik sehat fisik, sehat psikis, sehat sosial, maupun sehat seksual.
1.             Sehat fisik. Pacaran dikatakan sehat secara fisik jika dalam aktivitas berpacaran tersebut tidak ditemui adanya kekerasan secara fisik. Itu berarti bahwa walaupun remaja putra secara fisik memang lebih kuat dari remaja putri, bukan berarti remaja putra dapat seenaknya menindas ataupun memanipulasi remaja putri secara fisik.

2. Sehat psikis. Pacaran dikatakan sehat secara psikis, jika sepasang individu yang menjalaninya mampu saling berempati serta mengungkapkan dan mengendalikan emosinya dengan baik, saling percaya, saling menghargai, dan saling menghormati. Dengan demikian, hubungan di antara keduanya menjadi lebih nyaman, saling pengertian, dan juga ada keterbukaan.

3. Sehat sosial. Pacaran dikatakan sehat secara sosial jika aktivitas berpacaran tersebut tidak bersifat saling mengikat atau mengisolasi pasangan. Artinya, walaupun remaja putra dan putri terikat dalam komitmen pacaran, namun hubungan sosial masing-masing mereka dengan individu lain tetap harus dijaga dan sebaiknya remaja putra atau putri tidak hanya terfokus pada pacar atau pasangannya saja.

4. Sehat seksual. Kemudian, pacaran juga harus sehat secara seksual. Secara biologis, kaum remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik dapat mendorong keinginan untuk melakukan kontak fisik yang lebih jauh. Jika hal itu diteruskan dan tidak terkontrol, maka dapat menimbulkan hal-hal yang sangat berisiko. Karena adanya resiko yang harus ditanggung akibat tindak seksual yang mereka lakukan, maka aktivitas percaran yang mereka lakukan tidak lagi disebut sebagai pacaran yang ”sehat”.
Agar pacaran sehat tetap awet, kita harus punya prinsip. Artinya, segala sesuatu yang kita lakukan memiliki dasar dan tujuan yang jelas. Dalam berpacaran, mungkin saja kita menemukan perbedaan prinsip, khususnya tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hal itu adalah wajar, asalkan tetap saling menghargai. Setiap orang, khususnya remaja, mempunyai hak untuk bicara secara terbuka, termasuk mengungkapkan prinsipnya masing-masing.
Mengungkapkan prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan orang lain. Maksud dan keinginan kita akan sulit diterima dan dimengerti orang lain kalau kita tidak tahu bagaimana mengomunikasikannya dengan baik. Intinya, kita juga harus mengerti atau memahami bagaimana cara berkomunikasi yang baik.
Tiga model komunikasi:
1. Pasif
Kita sulit/tidak bisa mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pikiran kita. Hal ini akan berefek buruk karena apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, kita tidak berani menolak saat pacar mengajak kita untuk kissing, padahal sebenarnya kita tidak mau.
2. Agresif
Dalam mengemukakan keinginan, pikiran, dan perasaan, kita cenderung mendominasi, tidak ramah dan mengabaikan kepentingan orang lain. Model komunikasi seperti ini bisa memicu keretakan hubungan dengan orang lain.
3. Asertif
Gaya komunikasi yang paling baik. Kita bisa bersikap tegas dalam mengekspresikan keinginan, perasaan, dan pendapat, tetapi tetap menghargai orang lain. Kondisi orang lain juga menjadi pertimbangan sebelum kita mengungkapkan keinginan. Misalnya, menolak dengan sopan dan memberikan alasan yang masuk akal ketika pacar minta hal yang aneh-aneh.
Cara berkomunikasi tidak hanya memengaruhi keberhasilan kita berinteraksi dengan orang lain, tetapi lebih jauh lagi, mampu berkomunikasi dengan baik menjadikan kita terampil dalam mengambil keputusan

Di dalam proses pacaran kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.
Jadi tidak bijaksana bila melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain termasuk pacar kita. Tapi bukan dalam arti diam saat timbul masalah, selesaikanlah dengan bijak, bicarakan secara terbuka. Tanpa keterbukaan akan menimbulkan konflik dalam diri masing-masing yang bahkan bisa mengarah terhadap rutinitas harian dan prestasi belajar ataupun bekerja.
Pacaran Itu Tak Mengikat
Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus tetap terjaga. Kalau pagi, siang dan malam selalu bersama pacar, bisa bahaya!! Bisa-bisa kita tidak punya teman. Dan bukan tak mungkin, kita akan merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak mau seperti itu kan??Tapi bukan dalam arti hubungan ”bebas” yang sebebas-bebasnya… Tentunya kita harus menghormati apa yang menjadi pegangan serta tujuan dalam berpacaran. Jika status telah mengarah pada ikatan lebih ”serius” (dalam arti penikahan) maka kita harus lebih bijak dalam menjaga kepercayaan untuk mencegah terlukainya perasaan pasangan masing-masing. Membangun kepercayaan merupakan hal yang penting dalam keharmonisan suatu hubungan.
Seks Saat Pacaran??? TIDAK!
Secara biologis, masa remaja merupakan masa perkembangan dari kematangan seksual. Tanpa disadari, pacaran mempengaruhi kehidupan seksual seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak fisik yang merupakan insting dasar setiap organisme. Apabila diteruskan dapat menjadi tak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam berpacaran kita harus saling menjaga untuk tak melakukan hal-hal yang berisiko terhadap perkembangan fisik dan mental remaja, salah satunya adalah perilaku seksual. Oleh karena itu, pengendalian diri dalam berpacaran tentunya sangat diperlukan.

TIPS Pacaran Sehat
Jika tak ingin pacaran tak sehat terjadi pada diri Anda maka beberapa hal yang perlu diresapi dan dipertimbangkan diantaranya:
• Kasih sayang, setia
• Jangan melakukan tindakan kekerasan
• Luangkan waktu untuk bergaul dengan teman-teman
• Jangan sakiti perasaan pasangan; jangan cemburu yang berlebih
• Jangan menghabiskan waktu seharian berdua saja apalagi di tempat-tempat sepi
• Lakukan kegiatan-kegiatan positif bersama seperti belajar, berolahraga, dan sembahyang bersama
• Hindari buku-buku, majalah, gambar-gambar, video yang isinya seputar seks. Karena sekali dan sekilas saja kita melihat gambar, video atau cerita seks tersebut bakal ‘terekam tak pernah mati’ di pikiran dan akan timbul keinginan untuk mengulangi ataupun mempraktekkannya
• Pengendalian diri untuk tidak berbuat diluar batas ketika sedang kontak fisik dengan pasangan
• Jangan pernah mengatasnamakan hubungan seks sebagai bukti cinta kalian (cinta tak sama dengan seks).

Pacaran sebenarnya merupakan waktu bagi sepasang individu untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Pacaran pastinya memiliki efek dan bias terhadap kehidupan masing-masing. baik secara positif ataupun negatif tergantung bagaimana cara menjalaninya.
Selama pacaran dilakukan dalam batas-batas yang benar, pacaran dapat mendatangkan banyak hal positif. Dengan kata lain yang perlu dan harus kita jalani adalah ”pacaran sehat”.
Selain itu, dalam menjalani suatu hubungan hendaknya kita tidak melakukannya secara diam-diam. Artinya tidak boleh backstreet. Karena, jika kita menjalani pacaran secara sembunyi-sembunyi terutama dari orang tua, hal itu akan memiliki akibat yang kurang baik bagi kita dan hubungan yang kita jalani. Misalnya kita akan menjadi tukang bohong. Berbohog untuk hal-hal yang baik memang diijinkan, tetapi berbohong untuk menutupi suatu hal secara sengaja yang sebenarnya tidak perlu ditutupi merupakan suatu dosa yang tidak terampuni. Selain itu, jika kita jujur pada orang tua mengenai kehidupan kita dan hubungan yang kita jalani, saat ada masalah kita bisa membicarakannya dan meminta nasehat orang tua secara terbuka tanpa harus berbohong tentang apa yang sebenarnya terjadi. Karena, saat kita menemui kendala dalam perjalanan hidup, orang tualah satu-satunya yang bisa benar-benar membantu kita dalam memecahkan masalah kita. Meskipun kita memiliki banyak teman dan memiliki pacar, hal tersebut tidak akan banyak membantu jika kita sedang menghadapi maslah rumit yang memiliki efek seumur hidup, contohnya KTD. Hal itu karena teman atau pacar tidak selamanya bisa kita percaya untuk memberikan solusi yang baik bagi masalah kita. Biar bagaimanapun mereka merupakan orang luar yang memiliki kepentingannya sendiri. Sedangkan orang tua merupakan bagian dari hidup kita jyang akan selalu mengusahakan yang terbaik bagi kita dan akan selalu membantu kita setulus hati, tanpa pamrih.
Manfaat lainnya dari sikap terbuka denga orang tua adalah kita bisa menjadi lebih dekat dengan orang tua dan orang tua juga menjadi lebih kooperatif terhadap perkembangan anaknya.
e.    Pacaran Tidak Sehat
Gaya pacaran remaja di zaman sekarang telah mengarah pada perilaku yang diluar batas, disinilah mulai muncul masa pacaran yang didalamnya terkait perilaku seks untuk mengisi waktu senggang mereka, dan tidak menutup kemungkinan untuk melakukan perilaku seks yang tidak semestinya mereka lakukan. Pacaran jenis ini merupakan pacaran yang tidak sehat karena memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan reproduksi maupun kehidupan remaja baik secara fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual.
Perilaku Seksual
Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul oleh karena dorongan seksual. Perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, pelukan, kissing, necking, petting, licking dan sampai berhubungan seksual. Dan perilaku seksual bisa diibaratkan seperti bola salju yang sekali dilepaskan dari atas bukit akan semakin membesar terus dan susah untuk dihentikan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja
1. Faktor internal
Bagaimana kita mengekspresikan perasaan, keinginan dan pendapat tentang berbagai macam masalah. Bagaimana menentukan pilihan ataupun mengambil keputusan bukan hal yang mudah. Dalam memutuskan sesuatu, kita harus punya dasar, pertimbangan dan prinsip yang matang.


2. Faktor Eksternal
Perilaku seks diantara kita juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Contohnya :
• Kemampuan orang terdekat utamanya orang tua dalam mendidik tentunya akan mempengaruhi pemahaman kita mengenai suatu hal, terutama masalah seksual.
• Agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk. Pemahaman terhadap apa yang diajarkan agama akan mempengaruhi perilaku kita
• Remaja cenderung banyak menghabiskan waktu bersama teman sebayanya sehingga tingkah laku dan nilai-nilai yang kita pegang banyak dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan kita
• Teknologi informasi yang makin berkembang memudahkan kita mengakses informasi setiap saat. Tetapi, kemajuan teknologi informasi tak selalu membawa pengaruh yang positif. Semua tergantung bagaimana kita mengaplikasikannya dalam kehidupan.


Selain perilaku seksual, kekerasan pada masa pacaran merupakan masalah yang sering ditemui dan cukup kompleks. Namun demikian, kita harus tetap berusaha untuk mengantisipasi munculnya kekerasan dalam masa pacaran ini. Salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan, terutama oleh remaja adalah dengan melakukan pacaran yang ”sehat”.


Pengaruh buruk pacaran tidak sehat adalah:
• Cedera fisik (memar, luka-luka, dll)
• Kondisi tubuh lemah; mudah sakit
• Perasaan tertekan; curiga yang berlebihan; bingung
• Kehilangan teman; merasa asing dilingkungan sendiri
• Terkena penyakit menular seksual (PMS)
• Kehamilan tidak diinginkan (KTD); aborsi; pernikahan dini
• HIV/AIDS
• Stress yang parah; gila; keinginan bunuh diri
• Meninggal dunia

 Cara Menjaga Diri Selama Pacaran
Hubungan romantis sekalipun dapat berubah menjadi hubungan yang buruk dan penuh kekerasan. Kenali sejak awal pacaran agar Anda tak menjadi korban pelecehan.
The National Center for Victims of Crime mendefinisikan kekerasan saat pacaran sebagai perlakuan yang kejam secara emosional, fisik, atau mental dalam sebuah hubungan romantis.
Sebenarnya, Anda dapat mengenali tanda si dia adalah seorang kekasih yang berpotensi kejam sejak kencan pertama. Namun, kebanyakan kita cenderung mengabaikannya karena hati masih diliputi cinta hingga akhirnya kita menyadari bahwa semuanya sudah terlambat.
Simak trik melindungi diri dari kekerasan selama pacaran, seperti yang dibeberkan Datingtips.
1. Bicarakan kepada seseorang yang Anda percaya
Terkadang, kita ragu untuk menjawab apakah kita sudah masuk ke dalam hubungan yang penuh kekerasan. Coba tanyakan kondisi Anda kepada seorang yang Anda percaya, seperti anggota keluarga, sahabat atau guru.

2. Kenali pertanda
Tanda yang bisa Anda kenali bila si dia berpotensi melecehkan sangat mudah, seperti si dia terlalu mengendalikan, mood yang sewaktu-waktu berubah, atau sering melayangkan ancaman yang membahayakan Anda. Jika Anda menemukan pertanda itu pada dirinya, minta pertolongan segera.

3. Usahakan ajak seorang teman saat kencan
Beberapa kasus kekerasan saat berkencan terkadang menggiring pada kasus pemerkosaan. Cegah hal ini dengan mengajak seorang teman. Jangan pernah sendirian dengan seseorang yang Anda anggap masih asing dalam kehidupan Anda.

4. Waspada alkohol dan obat-obatan terlarang
Pemerkosaan saat kencan biasanya dilakukan saat Anda tidak sadar atau dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan terlarang. Untuk itu, selalu berhati-hati jika seseorang menawarkan minuman, media yang banyak dipilih untuk mendapatkan “mangsa”.

5. Selalu persiapkan diri
Usahakan selalu membawa ponsel dalam keadaan baterai terisi penuh dan uang cukup sebelum pergi kencan. Hal ini akan sangat berguna jika sewaktu-waktu Anda berada dalam kondisi tidak beres.


B.   HIPOTESIS
     Hipotesis yang dapat saya ajukan adalah sebagai berikut:
JIKA REMAJA DI DUSUN KRANDEGAN BERPACARAN MAKA PRESTASI BELAJAR MEREKA CENDERUNG MENURUN.















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

  1. IDENTIFIKASI VARIABEL
Identifikasi variabel perlu dilakukan untuk dapat mengenal fungsi dan peranan dari masing-masing variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Variabel Bebas      : Pacaran
Variabel Terikat    : Prestasi Belajar
Variabel Kontrol     : Remaja di dusun Krandegan rt 02/01

  1. POPULASI PENENTUAN SAMPEL PENELITIAN
Dalam pengambilan sampel penelitian saya menggunakan teknik probability sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih dan saya menggunakan probability sampling jenis simple random sampling atau sampel acak sederhana kepada responden yaitu remaja didusun Krandegan RT 02/01.

  1. METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk menyelesaikan karya tulis ini saya menggunakan metode pengumpulan data menggunakan teknik angket yaitu usaha mengumpulkan data/informasi dengan menyampaikan pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden ,yang di sebar di lokasi dusun Krandegan rt 02/01 dari tanggal 8 – 15 November 2015.


BAB IV
ANALISIS DATA

A.   LATAR BELAKANG OBJEK PENELITIAN
Pacaran adalah suatu hubungan antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah. Akhir-akhir ini banyak remaja yang masih duduk di bangku sekolah sudah banyak yang pacaran bahkan sampai melampaui batas.
Sebenarnya pacaran tidak ada dalam Islam dan tidak sesuai dengan budaya orang timur. Tetapi karna pengaruh dari budaya barat sekarang ini banyak remaja yang melakukannya.

B.   ANALISIS DATA

1.                             Apa pengertian pacaran
Dari 15 responden
  • 11 responden  rata-rata menjawab suatu hubungan/proses perkenalan antara laki-laki dan perempuan yang saling menyayangi(tidak terikat oleh pernikahan)
  • 2responden menjawab sesuatu yang dilarang agama apabila melewati batas
  • 2responden menjawab tidak tau
2.                            Gaya pacaran remaja zaman sekarang
Dari 15 responden
  • 6responden menjawab banyak yang sudah melewati batas
  • 2responden menjawab menyimpang dari norma/kurang sehat/kurang baik
  • 1responden menjawab terlalu mencolok/vulgar
  • 1responden menjawab tidak wajar
  • 3responden menjawab norak/sok banget dan neko-neko
  • 2responden menjawab hanya menuruti hawa nafsu
3.                            Arti pacaran
  1. Penting
Sebagian dari 15 responden menjawab penting karena
                                 ·            untuk mengekspresikan diri ,
                                 ·            memotivasi satu sama lain/saling support,
                                 ·            untuk menambah semangat belajar dan memperbanyak teman
                                 ·            teman curhat
                                 ·            supaya tidak ketinggalan jaman
  1. Tidak Penting
Sebagian lagi menjawab tidak penting karena
                                 ·            Hanya untuk memenuhi kemauan diri saja
                                 ·            Dapat memperburuk nilai/mengganggu proses belajar/mengganggu konsentrasi pada masa depan
                                 ·            Belum cukup umur
                                 ·            Mendorong ke hal yang tidak baik
                                 ·            Tidak ada yang mau
                                 ·            Merusak segalanya
                                 ·            Tidak ada untungnya
                                 ·            Menghabiskan pulsa
                                 ·            Bisa bikin sakit hati
4.                            Alasan berpacaran dan tidak berpacaran
Dari 15 responden
  • 11responden sudah pernah berpacaran. Alasannnya bermacam-macam ada yang hanya coba-coba/ingin merasakan bedanya pacaran dan tidak pacaran dan untuk menjadi penyemangat belajar dan ada juga supaya tidaak diejek teman.
  • 3responden belum pernah sama sekali berpacaran. Alasannya karna masih terlalu kecil, hanya mengganggu belajar dan ingin membanggakan orang tua, terlalu asik main game jadi tidak sempat berpacaran Perasaan malu dan kurang PD jika tidak punya pacar
5.           Dari 15 responden tidak ada yang merasa malu dan kurang PD jika mereka tidak punya pacar.
6.            Identitas diri seseorang dapat ditentukan karena seseorang itu sudah pernah mempunyai pacar
  • Semua responden menjawab bahwa identitas seseorang tidak ditentukan oleh status seseorang yang sudah pernah mempunyai pacar.
7.                            Dampak  pacaran
  1. Dampak positif
Dari 15 responden
  • 10responden menjawab dapat memotivasi belajar
  • 3responden menjawab dapat menambah teman
  • 3responden menjawab dapat merasakan perhatian dan kasih sayang
  • 2responden menjawab bisa menjadi teman curhat
  • 1responden menjawab bisa menjadi lebih semangat dalam segala hal
  • 1responden menjawab bisa lebih berfikir dewasa
  • 1responden menjawab dapat belajar saling menghargai
  • 1responden tidak tau
  • 1responden menjawab tidak ada dampak positifnya
  • 1responden menjawab menjadi ada yang mengingatkan sholat
  1. Dampak negatif
Dari 15 responden
  • 4responden menjawab mengganggu belajar sehingga menyebabkan nilai turun/menurunnya prestasi belajar
  • 5responden menjawab mendekatkan kepada hal-hal tidak baik/negatif
  • 3responden menjawab lupa segalanya(bahkan makan dan tidur)
  • 4responden menjawab membuang-buang waktu
  • 2resonden menjawab mengurangi nilai pelajaran
  • 1responden menjawab mempengaruhi pola pikir
  • 1responden menjawab menjadi galau-galauan/terbebani
  • 1responden menjawab menjadi sering bermain HP
  • 1responden menjawab menambah dosa
  • 1responden menjawab dekat dengan zina
  • 1responden menjawab bisa hamil
  • 1responden menjawab jadi malas belajar
  • 1responden menjawab menjadikan hidup boros

8.            A.pengaruh dari memiliki/tidak memiliki pacar dalam prestasi belajar
Dari 15 responden
  • Ada pengaruhnya
a.   3responden menjawab menjadi giat/semangat belajar sehingga meningkatkan prestasi belajar
b.  7responden menjawab menjadi malas belajar sehingga menurunkan prestasi belajar
  • 2responden menjawab tidak ada pengaruhnya
  • 3responden menjawab tidak tahu

B.saat mempunyai pacar menjadi giat dan semangat belajar sehingga meningkatkan  prestasi belajar  ,atau malah sebalik nya
Dari 15 responden
  • 5responden menjawab tergantung dari si pacarnya apakah membuat semangat atau malah sebaliknya
  • 5responden menjawab menjadi giat dan semangat
  • 2responden menjadi menurun prestasinya
  • 1responden menjawab tidak ada pengaruhnya
  • 2responden tidak tau








BAGIAN PENUTUP
BAB V:KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A.   KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah
  1. Pacaran merupakan suatu hubungan antara laki-laki dan perempuan yang belum terikat oleh hubungan pernikahan dan tidak dianjurkan serta dilarang apabila melewati batas norma agama maupun norma sosial.
  2. Pacaran remaja zaman sekarang banyak yang sudah melewati batas.
  3. Pacaran sebenarnaya tidak penting karna akan membawa dampak negatif yang lebih banyak dibandingkan dampak positifnya.
  4. Remaja didusun krandegan rt 02/01 lebih banyak yang sudah pernah berpacaran alasannya untuk penyemangat belajar dan sebagian hanya untuk mencoba-coba.
  5. Remaja didusun Krandegan rt 02/01 tidak merasa malu dan kuang PD apabila tidak mempunyai pacar karna identitas diri seseorang tidak ditentukan oleh pengalamannya dalam berpacaran.
  6. Dampak negatif pacaran lebih banyak daripada dampak positifnyanya.
  7.  Prestasi belajar remaja didusun Krandegan cenderung menurun apabila mereka mempunyai pacar.

                    ·            Hipotesis diterima karna jika remaja didusun Krandegan itu berpacaran maka prestasi mereka cenderung menurun walaupun beberapa ada yang meningkat bahkan tidak ada pengaruhnya

B.   SARAN
Sebaiknya remaja yang masih duduk di bangku sekolah jangan dulu berpacaran, dan kalau yang sudah terlanjur pacaran jangan membuat pacaran menjadi penghambat dalam belajar sehingga dapat menurunkan prestasi belajar karna sebagai pelajar kewajiban kita adalah belajar dan mencapai cita-cita kita agar menjadi orang yang sukses sehingga membanggakan orang tua kita.
*     DAFTAR PUSTAKA
(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/dampak-positif-dan-negatif-pacaran-bagi-remaja/)
(http://www.sttbali.com/berita/muda-mudi/201.html)
[1][2] kamus besar bahasa indonesia
[1][3] Bulletin sidogiri edisi 68 r. tsani 1433H hal. 22-23
[1][4] http://www.google.co.id/gwt/x?gl=ID&u=http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-bel
[1][5] http://www.google.co.id/gwt/x?gl=ID&u=http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-bel
[1][6] webster’s new internasional dictionary
[1][7] Psikologi belajar Drs H Abu Ahmadi, Drs widodo Supriyono 151
Anas Sudjiono. 1997. pengantar statistic pendidikan. Jakarta: raja grafindo persada, hal.50
Ibnu Hajar. 1996. Dasar-dasar Metodologi penelitian kuantitatif dalam pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet ke-1 hal.216
Muhammad Nasir. 1998. metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. hal 99
S. Margono. 2004. metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. cet ke-4 hal 105
Drs H Abu Ahmadi. Drs widodo Supriyono. Psikologi belajar. hal151

webster’s new internasional dictionary


kamus besar bahasa Indonesia

Bulletin sidogiri edisi 68 r. tsani 1433H hal. 22-23